Langitan Sahabat Kenabian Menembus Ke-7 “Dzhoirulbathin Billah – Ada diwanita ketika berjumpa Nabi Muhammad SAW”

Langitan Sahabat Kenabian Menembus Ke-7 “Dzhoirulbathin Billah – Ada diwanita ketika berjumpa Nabi Muhammad SAW”

Loading

JST-NEWS.COM | Langitan menembus batas tak berbatas seperti sabar tak berbatas – Jakarta, Sang kehidupan peran wanita  masa ke masa jangan  sampai terbalik keadaan terhadap sebuah metafora kehidupan duniawi tak kala berbatas dari kata sabar jadi sabar tak berbatas. 15/11/2023/Daerah  Khusus Jakarta.

redaksi kali ini melangkahkan kaki jadi tangan, tangan pun jadi perbuatan yang melahirkan sosok misi berita mendidik citra bangsa dan negara, notabene islam, kristen, hindu, dan budha. semua kepercayaan – keyakinan,  serta kekayaan bahkan sampai derajat tak menentu kalian miiki ataupun dimiliki semua berdasarkan langit dan bumi tercipta pada kekuasaan-Nya.

Wanita pada dasarnya mahluk hawa dalam kesucian melahirkan bibit regenerasi dari sebuah do’a/harapan manusia menempuh rumusan hidup didunia.

Keputusan

Khaulah lalu menemui Rasulullah SAW dan duduk di hadapannya. Khaulah menceritakan perlakukan suaminya. Ia bermaksud menanyakan hukum yang sebenarnya.

Kala itu, Rasulullah bersabda, “Aku tidak akan memerintahkan sesuatu dalam persoalanmu… Aku tidak mengetahui persoalanmu, kecuali bahwa engkau telah haram untuknya.”

Khaulah lalu menjelaskan risiko yang akan menimpa diri dan anaknya jika harus berpisah dengan suaminya. Namun, jawaban Rasulullah SAW tetap sama.

Perempuan itu pun berdoa dengan menengadahkan tangannya ke langit. Dalam dadanya, berkecamuk perasaan sedih dan duka. “Ya Allah,” kata Khaulah, “sesungguhnya aku mengadu kepada-Mu, sebab belum ada ayat yang Engkau turunkan berkaitan dengan masalah yang kuhadapi ini.” Begitu ia berdoa sembari meneteskan air mata.

Tatkala hendak pergi meninggalkan Rasullah SAW, utusan Allah SWT itu mengalami sesuatu yang biasa dialaminya kala menerima wahyu. Setelah itu, Nabi SAW bersabda, “Wahai Khaulah, Allah telah menurunkan wahyu mengenai dirimu dan suamimu.”

Beliau lalu membacakan surah Al Mujaadilah ayat 1-4. Artinya, “Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar tanya jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Orang-orang yang men-zihar istrinya di antara kamu (menganggap istrinya sebagai ibunya, padahal) tiadalah istri mereka itu ibu mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. Dan sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan yang mungkar dan dusta. Dan sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.

Orang-orang yang men-zihar isteri mereka, kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, mereka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami-istri itu bercampur.

Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Barangsiapa yang tidak mendapatkan (budak), maka (wajib atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Maka siapa yang tidak kuasa (wajiblah atasnya) memberi makan enam puluh orang miskin. Demikianlah supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan itulah hukum-hukum Allah; bagi orang kafir ada siksaan yang sangat pedih.“(QS. Al-Mujaadilah, 58:1-4).

Kebijakan Rasul

Setelah menerima wahyu itu, Rasulullah SAW bersabda, “Suruhlah suamimu membebaskan seorang budak.”

Sahabat Nabi Muhammad SAW, ini akhirnya naik phase menjadi khalifah wanita yang pertama menyentuh langitan menembus ke-7 dunia  dan akhirat-Nya tak menyentuh sedikit pun neraka dari kepedihan duniawi. Sekarang akhir-akhir ini.

rumusan manusia sangat kaku akan kehidupan. takut, ataupun bersedih berlarut sampai tak kenal makan dan minum karena mengandung mudharat keshaliahan  penutupnya.

kaum hawa sangat berperan didalam rumah dan diluar rumah pada kategori rupawan berparas memimpin ada edaran masa yang tak sanggup dipelajari serta dicermati sebagian isi dunia (wanita tangguh tak dapat dipekerjakan, hanya kaum adam diperwajibkan menunaikan itu semua).

Mengapa demikian? dikarenakan setetes embun perjalanan sosok hawa, selalu mentaati perintah dari ketuhanan yang maha esa, bilamana bulan itu tergenggam maka bumi tak dapat hancur karena roda berputar kaum hawa lebih giat berprestasi kerja demi denial culture falsed.

Dengan adanya narasi publikasi berita ini, semoga para khalifah dibumi “Ojo Saling Membunuh Satu Sama Lain” karekteristik manusia hilafiyah jadikan serapan manis menuju tujuan-Nya, dengan mencari pemimpin bangsa dan negara Indonesia. Perlu diperhatikan dalam cermat, bijak, dan mulia – memuliakan pendapat/pemahaman satu majukan sepakat untuk Indonesia.

Kehidupan itu tak ada yang abadi, salah itu tak ada yang patut disalahkan terus-menerus, hentikan segala mudharat duniawi ketika memandang esok menuju masa depan regenerasi sel dan kulit terkelupas dibumi. Bagaimana menembus langitan sebelum mengenali diri-Nya.

Lantunan suasana kepercayaan dan keyakinan itu sebuah proses phase derajat pencapaian manusia menggunakan fi’iliyun, qauliyun, serta qolbiyun selalu amanah mensyukuri arti kenikmatan dihela nafas kita semua sebagai rakyat Indonesia.

Semoga pemilu 2024, tak adalagi hujatan, badai melanda mata dan telinga semua akan ditutup oleh kesaksian jiwa menuju pencapaian bekal ruh-Nya diliang lahat terdedikasi mulia.

Red©2023/15/11http://www.jst-news.com