Candi Kalasan : Konseptualis Rasa – Nge-gugah Panaroma Alam Cagar Budaya Pesona Indonesia

Candi Kalasan : Konseptualis Rasa – Nge-gugah Panaroma Alam Cagar Budaya Pesona Indonesia

Loading

JST-NEWS.COM | Panorama Alam – Wisata Adventure On The Road, Peradaban bangsa dan negara di-Indonesia mengeksplore ragam peninggalan sejarah nenek moyang pada masa hindu, budha kerajaan di-Tahun 1939 s/d 1940 realita phase manusia mengenal corak warna-warni kehidupan didunia percandian Indonesia terletak didusun kalibening desa tirtomartani. Peninggalan candi tua ini ada pada sejarah kerajaan mataram kuno, yang bersih, rapih, nyaman, dan aman.Red@info.cagarbudaya/18/11/2023/Jawa Tengah.

Candi Kalasan, terkenal  mistis histori berbagai cerita masyarakat setempat pada tahun 2001 dengan munculnya sosok wanita berparas keratonan berkemben hijau berparas rupawan ke kratonan istana putri menyerupai seperti dewi ratu kidul dikelilingi paras ular besar naga kekuningan emas.

Saat zaman nenek moyang, candi kalasan ini ditahunnya tersebut diatas dalam berbahasa mengunakan bahasa sansakerta pranigari yang merupakan bagian berstruktur aksara-aksara kuno,diantaranya yaitu :

1.Aksara Pallawa

Aksara ini dikenal pada zaman awal sejarah di Indonesia. Aksara Pallawa pertama ditemukan pada Prasasti Mulawarman di Kutai, Kalimantan Timur, yang diperkirakan sudah ada sejak abad ke-5.

2. Aksara Hanacaraka

Aksara Jawa (Hanacaraka) adalah hasil resapan dari aksara Kawi yang umum dipakai di kawasan Asia Tenggara. Aksara ini digunakan pada periode Hindu-Buddha dalam hal literatur keagamaan dan terjemahan Sansekerta yang ditulis pada daun lontar.

3.Aksara Kawi

Aksara Kawi merupakan aksara Brahmi historis yang digunakan di wilayah Asia Tenggara dari abad ke-8 hingga abad ke-16 Masehi. Aksara Kawi diperuntukkan bagi penulisan dalam bahasa Jawa kuno dan Sansekerta.

4.Aksara Lontara

Pada masa tersebut Aksara ini biasanya digunakan untuk menulis literatur mengenai tata pemerintahan dan kemasyarakatan. Aksara ini juga pernah digunakan untuk menulis berbagai dokumen, seperti hukum perdagangan, peta, surat perjanjian, dan buku harian.

Dalam mistis kajian terpanggil untuk menyikapi dasar-dasar yang  dipemaparan desas-desusnya ratu boko hadir pada hari-hari tertentu diritualisasi dizaman mataram kuno ini. Menurut penduduk sekitarnya, wanita berparas ayu merupakan penjelmaan sang dewi yang sedang berjuang dalam meditasinya. banyak sekali menyentuh gugahan pendapat-pendapat khalayak orang sangat membuat ragam kebudayaan ini timbul diperjuangkan suatu kepercayaan saat animisme dan dinamisme.

5. Aksara sasak

Aksara Sasak banyak digunakan oleh masyarakat Suku Sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Dalam aksara Sasak, terdapat empat bagian, yaitu Carakan, Rekan, Swalalita, dan Wyanjana.

Panorama konseptualis rasa candi kalasan menghidupkan rasa pandangan mata dunia, keselarasan bentuk relief, stupa, pada bagian candi-candi di-Indonesia harus memiliki kebaikan dan kebenaran mengelola hingga diteruskan pada marwah bangsa dan negara Indonesia.

Demikian informasi publikasi ini, sebagai pengenalan manusia pada era-milineal modernisasi “jangan sampai tergerus peradaban nilai panorama cagar budaya alam nusantara tak hilang oleh para generasi penerus remaja-remaja, esok meraih masa depan”. Pengenalan jalan-jalan inspirator disekolah, dikampus, hingga mimik masyarakat tetap membudidayakan kelestarian  candi-candi terawat baik diseluruh Indonesia.

PesonaIndonesia@Red-informatif/reportnews2023/18/11./Jawa Tengah/http://www.jst-news.com