Waliyulloh “Wali Putih Bersama Kiyai Kendil Wesi” Grinsing – Batang,Jateng
Jst-News.Com – Kamis, 2 Maret 2023 Mbah wali putih, beliau adalah ulama yang mengembangkan dan menyebarkan di daerah alas Roban dan pesisir Jawa tengah,nama beliau sebetulnya Syaikh Fatkhutieh, beliau berasal Arab kemudian tinggal di kerajaan Palembang memiliki jabatan sebagai Senapati Agung. Oleh karena itu, bukan hanya seorang yang gagah perkasa dan sakti. Melainkan memiliki ketinggian ilmu agama Islam. Juga, menjadi seorang penyebar agama di daerah Sumatera. Pada suatu hari raja Palembang mendapat ilham dari Allah SWT agar pindah ke tanah Jawa.
Ia dari Arab kemudian tinggal di kerajaan Palembang memiliki jabatan sebagai Senapati Agung. Oleh karena itu, bukan hanya seorang yang gagah perkasa dan sakti. Melainkan memiliki ketinggian ilmu agama Islam. Juga, menjadi seorang penyebar agama di daerah Sumatra. Pada suatu hari raja Palembang mendapat ilham dari Allah SWT agar pindah ke tanah Jawa. Petunjuk tersebut dituruti oleh beliau Maka, menujulah ke tanah Jawa bersama seluruh abdi dalem dengan menggunakan perahu besar dengannharapan nantinya mendirikan kerajaan di Pulau Jawa. Syekh Fatkhutieh pun pergi ke tanah Jawa bersama rajanya. Waktu itu di Pulau Jawa ada kerajaan besar. Dibagian bagian barat dikuasai Kerajaan Pajajaran dan di bagian timur dikuasai Kerajaan Majapahit. Kedua kerajaan ini masih memiliki hubungan kekeluargaan. Sama-sama tidak melakukan perebutan kekuasaan atas wilayah daerahnya masing-masing.
Area parkir, Perjalanan menuju tanah Jawa, raja Pelembang Jawa Tengah bagian tengah. Disitulah dia mendirikan sebuah kerajaan bernama Kalingga Murti. Selang beberapa tahun kemudian Wali Putih diperintahkan untuk menguasai dan mempertahankan wilayah pesisir tengah. Tepatnya disekitar Alas Roban atau Hutan Oban. Saat itu alas roban terkenal dengan mahluk halusnya. Tidak ada yang berani memasuki. Siapapun yang berani nekat memasuki tidak akan pulang kembali ke rumahnya. Maklum mahluk gaibnya ganas-ganas. Sisa sisa keganasan itu hingga kini masih ada. Hany Wali Putih lah yang berani memasuki Alas Roban. Karena memiliki ilmu seperti yang dimiliki Syekh Subakir penumbal Gunung Tidar. Kemudian ia melakukan perlawanan terhadap mahluk halus penunggu hutan tersebut. Dalam pertarungan itu dimenangkan dirinya. Kemudian Wali Putih memasang tumbal di hutan Alas Roban agar para makhluk halus yang menghuni mereda dan tidak mengganggu kerajaan maupun rakyat. Para makhluk gaib itu pun bersedia mematuhi dan tetap tinggal di tempat semula. Karena sudah menjadi rumahnya selama beribu-ribu tahun. Sedangkan Syekh Fathutieh sendiri menetap di daerah yang tidak jauh dengan Alas Roban. Yaitu Desa Sido Muncul atau yang sekarang bernama Sentul. Disamping menjalankan tugas kerajaan, ia juga melakukan dakwah agama Islam keliling di sekitar wilayah pesisir Jawa Tengah.
Ia dari Arab kemudian tinggal di kerajaan Palembang memiliki jabatan sebagai Senapati Agung. Oleh karena itu, bukan hanya seorang yang gagah perkasa dan sakti. Melainkan memiliki ketinggian ilmu agama Islam. Juga, menjadi seorang penyebar agama di daerah Sumatra. Pada suatu hari raja Palembang mendapat ilham dari Allah SWT agar pindah ke tanah Jawa.
Petunjuk tersebut dituruti oleh beliau Maka, menujulah ke tanah Jawa bersama seluruh abdi dalem dengan menggunakan perahu besar dengannharapan nantinya mendirikan kerajaan di Pulau Jawa. Syekh Fatkhutieh pun pergi ke tanah Jawa bersama rajanya. Waktu itu di Pulau Jawa ada kerajaan besar.
Dibagian bagian barat dikuasai Kerajaan Pajajaran dan di bagian timur dikuasai Kerajaan Majapahit. Kedua kerajaan ini masih memiliki hubungan kekeluargaan. Sama-sama tidak melakukan perebutan kekuasaan atas wilayah daerahnya masing-masing.
Perjalanan menuju tanah Jawa, raja Pelembang Jawa Tengah bagian tengah. Disitulah dia mendirikan sebuah kerajaan bernama Kalingga Murti. Selang beberapa tahun kemudian Wali Putih diperintahkan untuk menguasai dan mempertahankan wilayah pesisir tengah. Tepatnya disekitar Alas Roban atau Hutan Oban.
Saat itu alas roban terkenal dengan mahluk halusnya. Tidak ada yang berani memasuki. Siapapun yang berani nekat memasuki tidak akan pulang kembali ke rumahnya. Maklum mahluk gaibnya ganas-ganas.
Sisa sisa keganasan itu hingga kini masih ada. Hany Wali Putih lah yang berani memasuki Alas Roban. Karena memiliki ilmu seperti yang dimiliki Syekh Subakir penumbal Gunung Tidar. Kemudian ia melakukan perlawanan terhadap mahluk halus penunggu hutan tersebut. Dalam pertarungan itu dimenangkan dirinya. Kemudian Wali Putih memasang tumbal di hutan Alas Roban agar para makhluk halus yang menghuni mereda dan tidak mengganggu kerajaan maupun rakyat.
Para makhluk gaib itu pun bersedia mematuhi dan tetap tinggal di tempat semula. Karena sudah menjadi rumahnya selama beribu-ribu tahun. Sedangkan Syekh Fathutieh sendiri menetap di daerah yang tidak jauh dengan Alas Roban.
Yaitu Desa Sido Muncul atau yang sekarang bernama Sentul. Disamping menjalankan tugas kerajaan, ia juga melakukan dakwah agama Islam keliling di sekitar wilayah pesisir Jawa Tengah.
Ia dari Arab kemudian tinggal di kerajaan Palembang memiliki jabatan sebagai Senapati Agung. Oleh karena itu, bukan hanya seorang yang gagah perkasa dan sakti. Melainkan memiliki ketinggian ilmu agama Islam.
Juga, menjadi seorang penyebar agama di daerah Sumatra. Pada suatu hari raja Palembang mendapat ilham dari Allah SWT agar pindah ke tanah Jawa. Petunjuk tersebut dituruti oleh beliau Maka, menujulah ke tanah Jawa bersama seluruh abdi dalem dengan menggunakan perahu besar dengannharapan nantinya mendirikan kerajaan di Pulau Jawa. Syekh Fatkhutieh pun pergi ke tanah Jawa bersama rajanya. Waktu itu di Pulau Jawa ada kerajaan besar. Dibagian bagian barat dikuasai Kerajaan Pajajaran dan di bagian timur dikuasai Kerajaan Majapahit. Kedua kerajaan ini masih memiliki hubungan kekeluargaan. Sama-sama tidak melakukan perebutan kekuasaan atas wilayah daerahnya masing-masing. Perjalanan menuju tanah Jawa, raja Pelembang Jawa Tengah bagian tengah. Disitulah dia mendirikan sebuah kerajaan bernama Kalingga Murti. Selang beberapa tahun kemudian Wali Putih diperintahkan untuk menguasai dan mempertahankan wilayah pesisir tengah. Tepatnya disekitar Alas Roban atau Hutan Oban. Saat itu alas roban terkenal dengan mahluk halusnya. Tidak ada yang berani memasuki. Siapapun yang berani nekat memasuki tidak akan pulang kembali ke rumahnya. Maklum mahluk gaibnya ganas-ganas. Sisa sisa keganasan itu hingga kini masih ada. Hany Wali Putih lah yang berani memasuki Alas Roban. Karena memiliki ilmu seperti yang dimiliki Syekh Subakir penumbal Gunung Tidar. Kemudian ia melakukan perlawanan terhadap mahluk halus penunggu hutan tersebut. Dalam pertarungan itu dimenangkan dirinya. Kemudian Wali Putih memasang tumbal di hutan Alas Roban agar para makhluk halus yang menghuni mereda dan tidak mengganggu kerajaan maupun rakyat. Para makhluk gaib itu pun bersedia mematuhi dan tetap tinggal di tempat semula.
Karena sudah menjadi rumahnya selama beribu-ribu tahun. Sedangkan Syekh Fathutieh sendiri menetap di daerah yang tidak jauh dengan Alas Roban. Yaitu Desa Sido Muncul atau yang sekarang bernama Sentul. Disamping menjalankan tugas kerajaan, ia juga melakukan dakwah agama Islam keliling di sekitar wilayah pesisir Jawa Tengah.
Petunjuk tersebut dituruti oleh beliau Maka, menujulah ke tanah Jawa bersama seluruh abdi dalem dengan menggunakan perahu besar dengann harapan nantinya mendirikan kerajaan di Pulau Jawa.
Syekh Fatkhutieh pun pergi ke tanah Jawa bersama rajanya. Waktu itu di Pulau Jawa ada kerajaan besar. Dibagian bagian barat dikuasai Kerajaan Pajajaran dan di bagian timur dikuasai Kerajaan Majapahit.
Kedua kerajaan ini masih memiliki hubungan kekeluargaan. Sama-sama tidak melakukan perebutan kekuasaan atas wilayah daerahnya masing-masing. Perjalanan menuju tanah Jawa, bagian tengah, disitulah dia mendirikan sebuah kerajaan bernama Kalingga Murti. Selang beberapa tahun kemudian Wali Putih diperintahkan untuk menguasai dan mempertahankan wilayah pesisir tengah. Tepatnya disekitar Alas Roban atau Hutan Oban. Saat itu alas roban terkenal dengan mahluk halusnya.
Tidak ada yang berani memasuki, siapapun yang berani nekat memasuki tidak akan pulang kembali ke rumahnya. Maklum mahluk gaibnya ganas-ganas, sisa-sisa keganasan itu hingga kini masih ada. Hanya Wali Putih yang berani memasuki Alas Roban, karena memiliki ilmu seperti yang dimiliki Syekh Subakir penumbal Gunung Tidar.
Kemudian ia melakukan perlawanan terhadap mahluk halus penunggu hutan tersebut, dalam pertarungan itu dimenangkan dirinya. Kemudian Wali Putih memasang tumbal di hutan Alas Roban agar para makhluk halus yang menghuni mereda dan tidak mengganggu kerajaan maupun rakyat. Para makhluk gaib itu pun bersedia mematuhi dan tetap tinggal di tempat semula, karena sudah menjadi rumahnya selama beribu-ribu tahun.
Sedangkan Syekh Fathutieh sendiri menetap di daerah yang tidak jauh dengan Alas Roban. Yaitu Desa Sido Muncul atau yang sekarang bernama Sentul. Disamping menjalankan tugas kerajaan, ia juga melakukan dakwah agama Islam keliling di sekitar wilayah pesisir Jawa Tengah.