Sudah Pasrah, Tema : Naif Manusia, Di-atas Manusia
Jst-News.Com | Kilas News©2023, 31 akhir di-Januari ini bertajuk tabligh yaitu : Sudah pasrah, tema “naif manusia di-atas manusia.
Pendengaran peka, namun tak sepengetahuan memaparkan kodrat-iradat-Nya. ku istirahat, ku Tidur, Hingga berdiri, serta belajar masih kecil terlihat jauh dari bumi yang berarti langit tak sanggup di-raih oleh bumi.
sedih, haru, gembira, dan tawa, hanya sebatas air menepikan kisah. Akan suatu proses jatuh jadi bangun. Bangun pun jadi terlintasi pemikir non fiksi atau terinfeksi rasa. Malam pertiga datang meretap hingga bumi nangis iringi bathin, sampai ke jiwa.
Apakah daya berpikir pola manusia,menduga-duga atau halus jadi bertanya? ya itu, hidup dibalik kisah perjuangan tapi tak sampai. Sudah pasrah, mungkin akhir cerita-jadi narasi 1/3 sunyi ku.
Sendiri, mungkin ini saja yang diberkati sang puji jadi terpuji. Sang hati jadi tak berhati. Sementara waktu di proses belum sempurna. Mencari kesempurnaan itu butuh, atau dibutuhkan ” semu” karomah jadi wujud, tak akan salah ataupun terlupa. Ketika manusia naif diatas manusia. Varian hidup berisolasi menyendiri ku esok jauh saja, entah kemana? atau dimana? Sang pena sejati meniti bukan tertatih.
Kekayaan segalanya, keilmuan tak kaya zaman sekarang tak jadi apa-apa, mungkin hanya “tawaan senyum tipis terpapar” tak mengapa…
Dentum denyut nasi jadi bubur, mungkin si bom waktu belum ledakan bumi, sampai-sampai si-pena mulia hilang karena tak mulia. Awalun pasti ada akhirun, tapi jangan “jadi qorun” nanti melawan pasti disalahkan. Sekarang saatnya diam pagi ini, pasti esok berganti cerita di-hari depan karena menjauh terlebih-lebih sakit pun tak hilang, biasanya terpenjara saja sedikit menjadi “takut” ya… sudah pasrah, lembaran baru mengukir. Dia- tak salah ataupun menyalahkan karena itu sang pena bertanya…!
300-299 hasil pasti 1, padahal tuhan semesta-Nya. Ada tapi belikat sampai tersakiti, jangan dipikirkan nanti jadi ilmu keilmuan berlarut.
Pergi, pernah digambarkan ekpetasi masalah nya. Bibir ini kaku, keamanahan sudah pasrah. Untung jadi keadaan karena hal peristiwa pun ikuti “hantui” manusia naif diatas manusia.
Bahwasannya berlimpah darah, seteguk air pun sedikit masuk dan tak hilang dari “gibah, olok-olok, mengejek, bahkan kecil jadi sejengkal . untung bukan, si pena ketika senator menguasai belum di-observ.
Kini turun tak cari naik, sebab manusia berasal sosial, interaksi satu dengan si-puji – memuju hingga tutup mata, yang ada tingkatan keshalihan mengubah iman sedangkan taqwa belum terlintas mempraktik ke seluruh bukan menyeluruh : perih tidurku esok
Demikian si pena pasti manpir, bilateral ke sini tak jadi
Memimpin 1 juta sulit, jika belum terlampirkan mulia. Karena sejati dijadikan ajang silaturahmi.
Terima kasih,
WD-2281©2023 karanganyar- solo
Sang sejati pena ” Si Pena Jst-News “