Ekonomi Kerakyatan: Mengunjungi Aktivitas Warga Gubuk Pundang Tembora (Dusun Gubuk Lekok) Desa Apitaik,Kec.Pringgabaya”Lotim NTB”
Jst-News.com Date Line, 23/01/202
Desa Apitaik Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur (Lotim) Nusa Tenggara Barat (NTB) dikenal dengan produk unggulannya berupa Kerupuk Kulit (Sapi/Kerbau) dan Ikan Pindang.
Pengrajin Kerupuk Kulit dan Pekerja Perikanan (Pemindang Ikan) dikenal jauh sebelum tahun 1960-an terus turun temurun dari generasi ke generasi hingga kini. Sebagaimana disampaikan oleh seorang tokoh (sesepuh) pemindang Ikan, Anwar aliyas Amaq Raodah.
“Waktu kecil (1950 an), saya sudah mengenal orang mindang ikan. Bahkan orang tua saya sendiri dulu pemindang ikan,” aku Amaq Raodah, Minggu 22/01/2023).
Usaha pemindangan Ikan makin maju dan berhasil, sehingga setiap pemindang Ikan melibatkan sediktnya 2 orang tenaga kerja, bahkan.hingga belasan orang untuk membantu dalam proses pemindangan ikan.
Tenaga kerja lain yang juga terserap tak kurang dari 20 puluhan orang. Ada yang khusus untuk menurunkan ikan laut dari mobil, ada buruh yang khusus melangsir ikan yang sudah dipindang dari rumah ke tempat parkir mobil angkutan ke pasar, hingga buruh yang khusus melangsir barang pedagang ikan pindang yang pulang dari pasar.
Sebagai mata pencaharian, hasil Ikan Pindang ini dijual ke pasar Lotim hingga ke Pasar Kota Mataram. Beberapa antaranya Pasar Aikmel, Paik Motong, Jelojok, hingga Pasar Bertais. Jenis ikan laut yang dipindang antara lain cumi-cumi, tongkol, teri, udang, dan bengkawal.
Ikan laut berasal dari seputaran Pantai di Lombok (Lotim, Lobar), seperti halnya Tekalok, Labuhan Lombok, Tanjung Luar (Lotim) dan Ampenan (Kota Mataram). Tidak saja dari Pulau Lombok, melainkan juga dari Pulau Sumbawa seperti halnya dari Sape Bima, dan lainnya.
Marsi, seorang pekerja perikanan (Pemindang Ikan) mengakui bahwa, dirinya mendapatkan ikan tak hanya dari pantai di seputaran Lombok, namun juga dari Sumbawa.
“Kita cari ikan di Tekalok, Labuhan Lombok, Tanjung Luar. Kalau ini langsung dapat dari nelayannya hasil tangkapan hari itu,” kata Marsi.
Lebih jauh Marsi, ikan laut yang didapat hingga 6 box, tergantung hasil tangkapan nelayan. Ikan dipindang mulai pukul 11.00 atau ba’da Dzohor hingga Ashar.
:”Baru kita kemas dengan rapi dan masukkan dalam bak. Pukul 04.00 sebelum Subuh wita baru dibawa ke pasar Aikmel,” terang Marsi.
Parman, pemasok Ikan (agen) menyampaikan, ikan dari Pulau Sumbawa hingga 200 an coolbox (kotak dingin) berisi ragam jenis ikan seperti halnya tongkol, bengkawal, udang, cumi-cumi, dan ikan kecil lainnya, denfan berat rata-rata 35 kg/box.
“Kita tunggu, sehari sebelumnya (24 Jam perjalanan) mereka (pemilik ikan) mengnformasikan kepada kita. Biasa sampai di sini malam, dini hari, jelang Subuh, pagi, siang, atau sore),” kata Ameng (panggilan akrab Parman).
Proses Pemindangan dan
Serap Tenaga Kerja.
Ikan setelah dibersihkan baru dipindang dengan cara dikukus, dengan hanya memakai bumbu garam. Setelah matang dan tunggu hangat kuku baru dikemas dalam wadah yang disebut erok dilapisi daun pisang dan dimasukkan kedalam bakul atau bak. Waktu kegiatan pemindangan mulai pukul 11.00 Wita s.d 16.00 hingga ba’da Isya (hingga dalam kemasan). Bagi yang berdagang ke Bertais Sweta, Jelojok, dan Pok Motong berangkat pukul 02.30 hingga pukul 03.30 Wita,, dan yang berdagang di Aikmel berangkat sebelum Subuh (pukul 04.00 Wita. Pindang ini diolah lagi nantinya oleh pembeli sesuai selera.
“Jadi, semua jenis ikan saya pindang mulai dari cumi-cuni, tongkol, bengkawal, hingga ciro,” kata Purnawati aliyas Una.
Rohdi aliyas Amaq Sisca, mengkaui dibantu hingga melibatkan 4 orang yang bekerja hingga sore. “Saya dibantu hingga 4 orang pekerja,” kata Rohdi aliyas Amaq Sisca Gubuk Pindang Tembora Dusun Gubuk Lekok Desa Apitaik; sembari menambahkan bahwa dirinya membawa rata- rata lebih dari 3 bak ikan pindang.(bersambung/Kusmiardi)
Apitaik Lotim NTB, Rabu 25 Januari 2023
Hormat,
KUSMIARDI
Jurnalis Jst-News.com
Biro Lotim NTB.